Jepang merupakan habitat dari dua jenis beruang, yakni beruang cokelat dan beruang Asia. Apa kaitan perubahan iklim dengan serangan beruang?
Serangan beruang yang mematikan terjadi di Hokkaido.
Tiga ekor beruang yang kabur menyerang pasangan di Korea Selatan.
Pria Rusia bertahan hidup selama sebulan di sarang beruang dalam kondisi layaknya mayat hidup.
Warga juga heran kenapa beruang menyerang petani.
Dua ekor beruang itu mengadang petani asal Rokan Hulu, Riau, yang hendak menderes karet di kebun miliknya.
Bagian wajah dan bibir warga Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, itu nyaris putus akibat cakaran beruang.
Dian menyebut ada puluhan warga yang berkumpul sejak pagi dan masuk ke kebun karet serta sawit, tempat beruang itu berada.
Namun sayang, sang istri tewas karena luka yang cukup parah. Sementara sang suami kritis dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Berbekal parang tumpul, korban yang terpisah dari temannya berusaha menyelamatkan diri dan melawan beruang buas itu. Bagaimana akhirnya?
Seorang pria diserang dan digigit oleh seekor beruang setelah nekat menurunkan kaca mobilnya untuk memberi makan hewan tersebut.
Korban masih sanggup mengendarai motor sejauh 12 km untuk mencari pertolongan.
Baharun selamat setelah melawan beruang itu dengan menggunakan kayu.
Serangan beruang madu itu melukai kepala petani karet.
insiden itu sempat terekam dengan kamera smartphone milik salah satu pekerja.
Pemburu diserang beruang hitam ketika sedang berkemah di alam liar. Berlumuran darah korban tak mendapatkan perawatan medis selama 3 hari.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serangan beruang adalah sebuah serangan yang dilakukan oleh seekor beruang terhadap hewan lain atau manusia. Kasus serangan beruang terhadap manusia biasanya terjadi pada orang-orang yang berada di sekitar habitat beruang, seperti pada pendaki, pemburu atau pemancing. Serangan beruang dapat berakibat fatal bagi manusia.
Seorang pakar biologi asal Kanada yang bernama Stephen Herrero, melaporkan bahwa pada dasawarsa 1990-an terdapat sekitar tiga orang per tahun di Amerika Serikat dan Kanada yang tewas akibat serangan beruang. Perbandingan laporan mengenai serangan beruang antara lain dengan laporan bahwa 15 orang tewas setiap tahun akibat gigitan anjing.[1]
Peristiwa penyerangan beruang terhadap manusia akhir-akhir ini kerap kali di Amerika Utara. Setidaknya enam orang di lima negara bagian telah menjadi korban penyerangan oleh beruang hitam dan beruang berwarna coklat tua.
Insiden terakhir, terjadi pada hari Sabtu (17/8) lalu waktu setempat kala itu beruang coklat tua menyerang seorang pemburu yang sedang berada di hutan belantara di pedalaman Alaska. Pemburu itu berhasil bertahan selama 36 jam sebelum akhirnya diselamatkan penjaga udara negara yang berpatroli.
Insiden lain menimpa seorang pendaki di Taman Nasional Yellowstone di Wyoming, Kamis lalu. Karena berada terlalu dekat dengan bayi beruang dan dirasa sebagai ancaman, sontak beruang menyakar dan menggigit bagian belakang tubuh pria tersebut. Di hari yang sama bocah berusia 12 tahun, Abigail Wetherell, juga diserang oleh beruang hitam di Michigan Utara.
Pakar beruang, John Beecham, membeberkan mengenai alasan beruang menyerang manusia dan cara menyiasatinya. Diakui Beecham, memang beruang hitam dan coklat terutama mereka yang tinggal di pedalaman Amerika Utara, lebih agresif dan menyerang manusia.
Serangan terhadap manusia in ada dua macam yaitu serangan defensif dan serangan peringatan. Serangan defensif biasanya dilakukan saat beruang melindungi sesamanya yang lebih muda atau melindungi sumber makanan seperti bangkai mangsa. Beruang juga mungkin saja dapat melakukan serangan defensif jika Anda mengejutkannya.
Ilustrasi beruang. (thinkstockphoto)
Sementara serangan peringatan biasanya beruang sebenarnya tidak melakukan serangan sesungguhnya, mereka hanya berusaha memberikan sinyal seperti memunculkan rahang dengan gigi tajamnya.
Ini menyatakan bahwa Anda telah mengusik ruang pribadi mereka, hal yang membuat beruang tidak nyaman.
Adapula serangan predator, jika serangan ini terjadi maka beruang akan memiliki sikap yang sama sekali juga berbeda. Dalam serangan predator, maka beruang akan menganggap Anda seperti sumber makanan dan tak segan untuk melahap. Tapi kasus ini sangat jarang terjadi.
Jika ini terjadi, Anda coba untuk berteriak sekeras mungkin meminta bantuan atau melempar sesuatu yang di dekat Anda. "Saya rasa tindakan ini lebih baik dibanding Anda harus bergelut dengan beruang itu," ujar Beecham.
Sementara jika serangan defensif terjadi, maka berpura-puralah mati. Seperti yang dilakukan gadis kecil dari Michigan. Karena Beruang menganggap Anda sebagai ancaman dan tujuannya adalah untuk menghilangkan ancaman tersebut. Setelah Anda dirasa tidak berdaya lagi, diam diri maka beruang merasa tidak ada ancaman lalu beranjak pergi menjauhi Anda.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
REPUBLIKA.CO.ID, AKITA -- Jepang mengalami peningkatan jumlah orang yang diserang beruang pada 2023 dengan kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, berdasarkan data pemerintah baru-baru ini.
Masyarakat telah diperingatkan bahwa akan lebih banyak orang yang diserang beruang saat hewan liar tersebut mencari makan sebelum hibernasi pada tahun yang sulit untuk mendapatkan kacang-kacangan.
Antara April hingga September, sebanyak 109 orang terluka akibat diserang beruang, dua di antaranya meninggal dunia dan sebagian besar terjadi di bagian utara pulau utama Jepang, Honshu, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi untuk periode yang sama sejak 2007 ketika pemerintah mulai menyusun data statistik bulanan tersebut.
Rekor sejauh ini untuk jumlah paling banyak korban luka akibat serangan beruang, termasuk beruang hitam Asia dan beruang cokelat Ussuri adalah 158 orang pada 2020.
Sebanyak 15 prefektur mencatat adanya korban serangan beruang selama periode enam bulan sejak April, dengan sekitar 70 persen kasus terjadi di wilayah timur laut Jepang, menurut data awal kementerian yang dirilis pada awal Oktober.
Berdasarkan prefektur, Akita memiliki korban terbanyak, yaitu 28 orang, disusul Iwate dan Fukushima dengan masing-masing 27 dan 13 orang.
Satu orang meninggal pada Agustus di Iwate, yakni kematian pertama yang disebabkan oleh beruang liar di prefektur tersebut sejak 2009. Kematian lainnya terjadi di pulau utama paling utara Hokkaido, yang merupakan tempat beruang coklat berkeliaran.
Penambahan kasus pada Oktober terus meningkatkan jumlah korban serangan beruang, memperbarui rekor prefektur Akita dan Iwate, yang masing-masing kini memiliki setidaknya 30 korban.
Pada 18 Oktober, seorang wanita ditemukan tewas yang diduga karena serangan beruang di Kota Toyama, Jepang tengah, sehingga membuat anak-anak sekolah harus waspada.
Pemerintah setempat mengatakan alasan tingginya jumlah pertemuan antara manusia dan beruang di Jepang tahun ini mungkin karena populasi anak beruang meningkat akibat pola makanan mereka, yang berupa kacang beech dan biji pohon ek, berlimpah pada tahun lalu.
Pada saat yang sama, tahun ini terjadi musim kacang yang buruk, sehingga memaksa beruang untuk menjelajah ke wilayah yang lebih luas, termasuk di dekat habitat manusia, untuk mencari makanan saat mereka bersiap menghadapi hibernasi.
Di antara insiden serangan beruang liar baru-baru ini pada Oktober, dua warga berusia 60-an diserang di Prefektur Akita. Seorang wanita terluka saat keluar dari mobilnya di sebuah jalan di Kazuno, sementara seorang pria terluka di hutan pegunungan di Odate dekat kediamannya.
Sementara itu, empat orang diserang beruang di kawasan pemukiman di kota Akita. Menurut seorang ahli, daerah yang dikelilingi sungai itu merupakan tempat yang tidak biasa bagi beruang untuk muncul.
Lebih dari separuh korban di Prefektur Iwate diserang oleh beruang di dalam atau di dekat tempat tinggal manusia dan sekitar separuhnya menderita luka parah.
Divisi konservasi alam pemerintah prefektur Iwate mengatakan sekitar 20 persen korban telah mengambil tindakan perlindungan terhadap beruang, seperti mengenakan lonceng beruang.
Divisi tersebut mengatakan bahwa pertemuan dengan beruang dapat terjadi “di mana saja” dan menyerukan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan terus waspada.
wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 95 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Artikel ini telah dilihat 41.325 kali.
Halaman ini telah diakses sebanyak 41.325 kali.
Serangan beruang di Jepang mencapai rekor tertinggi. Perubahan iklim dan populasi yang menua memperburuk masalah ini.
Dilansir CNN, Rabu (13/12/2023), Seishi Sato (57) memiliki perasaan yang tidak menyenangkan ketika ia melihat sesuatu yang berdesir di semak-semak. Saat itu ia sedang berjalan-jalan di hutan di Jepang bagian utara.
Tanpa aba-aba, dua ekor beruang Asia telah muncul dari semak belukar. Satu beruang menerjang ke arahnya yang juga panik karena nyawanya terancam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia selamat dari serangan itu namun dengan banyak goresan dan luka tusukan di lengan juga pahanya.
Sato adalah salah satu dari sedikitnya 212 orang yang selamat dalam serangan beruang di Jepang, menurut Kementerian Lingkungan Hidup. Enam orang telah meninggal. Ini adalah tahun yang mencetak rekor.
Sisa satu bulan di tahun 2023, jumlah serangan beruang tahun ini telah jauh serangan yang terjadi sepanjang tahun 2020 (rekor tahun sebelumnya) yakni 158.
Jumlah serangan beruang tidak pernah melebihi 200 serangan per tahun sejak pencatatan dimulai pada tahun 2006.
Penampakan kuma atau beruang, bukanlah hal yang tidak biasa di Jepang. Namun umumnya mereka terkonsentrasi di bagian utara negara ini.
Di sana ada pegunungan, semak-semak yang rimbun, dan sungai-sungai yang jernih. Kawasan itu juga menyediakan habitat yang ideal serta sumber biji pohon ek, beech, buah-buahan, dan serangga yang melimpah sebagai bahan makanan beruang.
Namun, para ahli mengatakan bahwa beruang Jepang semakin sering keluar dari habitat tradisional mereka dan masuk ke daerah perkotaan untuk mencari makanan.
Beberapa orang berpendapat bahwa hal ini terjadi karena perubahan iklim yang mengganggu pembungaan dan penyerbukan beberapa sumber makanan tradisional beruang.
"Beruang memperluas wilayah jelajahnya tahun ini dan turun ke daerah dekat pemukiman manusia untuk mencari makanan," kata profesor Maki Yamamoto, yang mempelajari beruang di Universitas Teknologi Nagaoka di Niigata.
Hal ini semakin membawa mereka ke jalur orang-orang seperti Sato, yang diserang hanya setengah jam berjalan kaki dari toko yang ia kelola. Di sana ia menjual perlengkapan hewan peliharaan dan jamur yang ia petik dari hutan.